Senin, 05 Agustus 2013

Mud; A Modern Tale That Related to All Kind of Men

Title : Mud
Released Year : 2013 (USA)
Director :Jeff Nichols
Cast : Matthew McConaughey, Tye Sheridan, Jacob Lofland, Reese Witherspoon
Running Time : 130 Minutes

Jika di Take Shelter (2010) Jeff Nichols membawa kita ke dalam tempat persembunyian bawah tanah, maka lagi-lagi, masih dengan tema tempat persembunyian, lewat drama dari Selatan Amerika ini, sang director akan membawa kita berpetualang menuju sebuah pulau yang terabaikan di tengah laut yang terhubung dengan sungai Mississippi. Dua remaja laki-laki, Ellis dan Neckbone, yang tidak memiliki figur ayah yang jelas, menuju kesana  untuk mengklaim sebuah boat-tak-bertuan yang terdampar di atas sebuah pohon akibat banjir besar beberapa tahun silam. Sayangnya, usaha mereka untuk mengklaimnya gagal, dikarenakan seorang buronan kini menguasai pulau tersebut, termasuk boat-tak-bertuan itu. Dialah Mud, pria yang melarikan diri dari kejaran keluarga dari seorang pria bejat yang ia bunuh karena telah menghamili --juga membunuh bayi yang dikandung-- perempuan yang ia cintai. Setelah kedua pihak berkonfrontasi mengenai siapa yang pantas memiliki boat-tak-bertuan tersebut, akhirnya mereka bertiga sepakat bahwa boat tersebut akan menjadi milik Mud untuk melarikan diri dari pulau tersebut --bersama pacarnya yang kini berada di kota-- dimana usaha ini akan dibantu oleh Ellis dan Neckbone. Sebagai gantinya, pistol Mud akan menjadi milik Neckbone.

Sejak awal, Ellis "jatuh hati" pada Mud, dia bahkan tidak membutuhkan pistol tersebut sebagai pertukaran untuk membantu Mud. Tidak seperti Neckbone yang senantiasa menaruh curiga dan selalu mempertimbangkan untung rugi. Ellis sepertinya tertarik dengan sisi misterius Mud yang menyebabkan ia berada di pulau tersebut. Pada gilirannya, film ini akan mengajak kita mengeksplorasi kehidupan Ellis dan Mud serta hubungan emosional yang terjalin di antara keduanya. Masalah utama Ellis adalah saat ini ia sedang mengalami confusion of love. Orang tuanya sedang dalam ambang perceraian, ibunya akan pindah. Kepindahan ibunya, serta hasutan ayahnya, membuat Ellis mulai mempertanyakan kesetiaan perempuan dalam suatu hubungan. Disinilah kisah cinta Mud berperan menyelamatkan Ellis. Cerita cinta Mud tentang pacarnya, Juniper, yang sedang berada di kota, yang atas bantuan Ellis dan Neckbone kelak akan mempersatukannya kembali bersama Mud, membuat Ellis kembali mengokohkan rasa percayanya bahwa masih ada pasangan di dunia ini yang saling mencintai dalam cinta yang sejati, bahwa perempuan masih bisa dipercaya. Singkatnya, Ellis yang dalam kehidupan sehari-hari selalu dibuat ragu dan kebingungan akan banyak hal, serta tak memiliki figur ayah yang tepat --ayahnya selalu tampak lemah, hubungan mereka lebih seperti partner ketimbang father and son-- membuat Ellis --setiap kali kembali ke pulau-- menjadikan Mud sebagai teladannya, serta mengagumi setiap tindakan dan keputusannya. Mud mengokohkan batin Ellis tanpa sadar. Ellis menikmati apapun bantuan yang diminta oleh Mud untuk ia dan Neckbone kerjakan.

Di lain sisi, terlepas dari masalah perceraian orang tuanya, terlepas dari kisah cinta Mud & Juniper, Ellis mulai megeksplorasi kisah cintanya sendiri dengan kakak kelasnya. Ellis berusaha menjadi Mud, yang senantiasa mampu melindungi kekasihnya, sambil berharap, pacarnya mampu menjadi Juniper, yang dalam bayangan Ellis, adalah sosok perempuan setia. Ellis memang sedang dalam tahap transformasi. Lihat saja, dia mampu berkencan dengan seorang gadis, sebagai bagian dari pendewasaan dirinya dan di saat bersamaan, masih ada sisi kekanak-kanakan yang tersisa dalam dirinya, yang masih haus berpetualang, ia masih terikat dengan Neckbone serta usaha mereka untuk menyelamatkan Mud.

Kemudian, Mud. Bagaimana menggambarkannya? Mud adalah sosok yang ambigu, antara apa yang ia ucapkan dengan apa yang orang-orang gambarkan tentangnya. Ia misterius, namun di saat bersamaan tak ada yang bisa diragukan dari dirinya. Ia sosok yang independent, mampu di andalkan, namun di lain sisi, ia nampak pengecut karena melarikan diri dari kejaran musuh-musuhnya. Namun begitu, menjadikan dirinya sebagai buronan yang sendirian di tengah pulau tidak lantas menjadikan dirinya menakutkan, alih-alih sikapnya bersahabat. Ia tahu bagaimana cara menarik perhatian Ellis dan Neckbone. Ia tahu bagaimana cara membuat mereka percaya padanya, tanpa mengintimidasi. Mud diperankan secara powerful oleh aktor kenamaan Matthew McConaughey, yang walau menjadi sosok "keramat" di film ini tak lantas mendominasi peran kedua partnernya, yang bermain mengagumkan; Ellis yang dibawakan oleh Tye Sheridan yang sebelumnya bermain dengan Brad Pitt dalam Tree of Life (2011) dan Neckbone yang diperankan Jacob Lofland (ini debut pertama Lofland). Bagi saya, justru yang menarik adalah peran Juniper. Reese Witherspoon yang sosoknya dekat dengan ratu komedi; riang & cerah, harus berubah 160% derajat disini untuk memerankan Juniper. Sosok Juniper mewakili semua perempuan yang sepertinya telah mengalami banyak pergulatan dengan banyak laki-laki-yang-tidak-tepat, nampak lelah dan tua. Di satu sisi ia punya kepercayaan bahwa kelak akan bersatu lagi dengan Mud, namun di sisi lain, ia ragu, siap kalah dan mengambil jalan lain jika gagal bersatu kembali dengan Mud. Jika peran terbaiknya sebagai aktris utama ada di film Walk the Line (2005), maka peran terbaiknya sebagai aktris pendukung adalah lewat film ini.

Mud, secara keseluruhan mungkin akan mengingatkan kita akan dongeng-dongeng masa kecil, tentang dua orang bocah yang terdampar sebuah negeri antah berantah (pulau) lalu bertemu dengan sosok yang butuh diselamatkan (Mud). Walau kini ditransformasikan dalam dunia modern, Nichols tak lantas mau melupakan ornamen-ornamen penguat yang biasa ditemukan dalam dongeng klasik; lautan, sungai, pulau, hutan, ular berbisa, lalu di luar dugaan, boat yang terjebak di atas pohon. Dan juga yang menjadi pembeda utama antara Mud dengan dongeng klasik lainnya adalah Mud bukan lagi kisah tentang kebaikan melawan kejahatan. Mud jauh lebih dalam lagi, adalah kisah pendewasaan diri seorang remaja. Nichols mencoba memaparkan betapa kompleksnya kadang-kadang cinta untuk dipahami, terutama bagi remaja yang sedang beranjak dewasa. Bahwa semakin dewasa dirimu, semakin banyak versi cinta yang akan kau temukan. Selain itu, lewat karakter Mud, Ellis dan ayahnya, Nichols juga piawai menggambarkan kerapuhan serta ketidakberdayaan pria dalam mencinta dan mendamba. Mud tak hanya mengokohkan dirinya sebagai salah satu film paling luar-biasa tahun 2013 ini, Mud juga mengokohkan dirinya sebagai salah satu kisah "cengeng" -- kuat dan memikat as well-- bagi kaum pria, namun seperti yang diketahui, pria tak mesti menyediakan tissue saat menontonnya.


Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Kelam Mencerahkan
Designed by restuwashere

Back to top