Jumat, 05 Juli 2013

An Outspoken Drama of an Abandoned Family

Title : Cat on a Hot Tin Roof
Released Year : 1958
Director : Richard Brooks
Cast : Elizabeth Taylor, Paul Newman, Burl Ives
Running Time : 108 Minutes


Sedari awal kita tahu bahwa Maggie belum menyerah atas pernikahannya yang sudah mendekati ambang kehancuran. Suaminya, Brick, menjauhkan diri darinya, dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan minuman keras. Maggie tetap konsisten merayu suaminya walau harus menahan pedihnya dipermalukan oleh orang yang ia cintai. Lalu, apa sebenarnya yang membuat Brick begitu jijik terhadap Maggie? Mengapa sekarang Brick memilih menghabiskan waktu dengan alkohol? Semua tanda tanya itulah yang berusaha diurai satu demi satu oleh Brick & Maggie dalam percakapan rumah tangga mereka yang rumit & penuh dengan tudingan serta pembelaan diri. Namun ini bukan masalah Brick dan Maggie semata, ini masalah "seluruh" keluarga mereka, tentang Brick yang membenci ayahnya, Big Daddy, yang sedang sekarat, juga tentang Big Daddy yang senantiasa mengeluhkan isteri & putera-puteranya, belum lagi kisah tentang kakak Brick & isterinya yang begitu menginginkan harta warisan ayahnya kelak ketika Big Daddy meninggal sebagai upah atas jerih payahnya selama ini menjalankan tugas sebagai anak sulung. Semua kerunyaman keluarga yang terabaikan ini membawa kita dalam perdebatan tak berujung tentang kebohongan & kebenaran yang selama ini mereka pendam.

Film Cat on a Hot Tin Roof merupakan adaptasi dari pementasan drama karya Tennessee Williams, salah satu yang paling populer kala itu dimana versi aslinya memperlihatkan bahwa Brick secara seksual memiliki hasrat pada temannya, Skipper. Namun, nantinya di film ini hal tersebut dihilangkan oleh sang director, Richard Brooks, namun justru lebih menyorot pada prasangka-prasangka yang ditujukan Brick terhadap Maggie. Yang luar biasa dari kisah ini adalah bahwa di antara semua hari, mereka memilih hari itu, 1 hari itu, untuk menuntaskan perasaan terdalam mereka, mengungkapkan kejujuran yang walau pahit harus dimuntahkan untuk orang-orang yang mereka kasihi atau yang seharusnya mereka kasihi. Kisah Ini menjadi bingkai orang-orang yang tertekan dengan segala kemunafikan yang harus ditanggung selama ini dan memilih mengakhirnya. Dibawakan dalam akting yang mempesona dan mampu menarik emosi oleh para aktor-aktor ternama.

Elizabeth Taylor membawakan peran Maggie dengan sangat anggun, berusaha tampil terhormat, namun kurang dihargai. Maggie perempuan yang bisa membawa dirinya dengan baik dalam keluarga mertuanya, sekali pun kadang ia dicibir. Ia kerap menjadikan dirinya penengah dalam tiap masalah, serta niatnya yang senantiasa melindungi suaminya dari segala kekurangan yang Brick sengaja perbuat. Maggie menjadi tameng yang tak dianggap oleh Brick. Perpaduan itulah yang mungkin membuat ia menjadi menantu kesayangan dalam keluarganya, selain fakta bahwa Brick sepertinya memang anak kesayangan dalam keluarganya, sehingga berdampak pula bagi Maggie. Sedang, Paul Newman, oh Paul Newman, Brick yang malang, Brick yang senduh Brick yang merasa tidak lagi disayangi, Brick yang merasa bersalah, Brick yang membenci orang-orang di sekitarnya, Brick yang sulit berdamai, lalu mencari ketenangan dalam alkohol. Paul Newman sukses menjadi Brick yang temperamen, namun gagal menjadi pemabuk. Setelah Brick meminum bergelas-gelas alkohol, bagaimana bisa ia senantiasa sadar dengan apa yang diucapkannya, secara tajam & jelas? Saya tidak menemukan korelasi apa pun antara dua fakta yang berlawanan tersebut.

Over all, walau sempat disayangkan beberapa pihak karena kisah ini telah terpangkas dari kisah aslinya, Cat on a Hot Tin Roof tetap merupakan drama dengan dialog-dialog yang kuat, penuh perenungan, & bukan sekedar perdebatan yang hilang arah antara seorang pemabuk dengan isteri serta keluarganya yang kacau, yang pada akhirnya begitu menyentuh. Kisah ini mencoba memperlihatkan kita apa yang kebohongan & ambisi bisa renggut dari sebuah keluarga. Dan walau kita diberikan konklusi yang cukup menggantung di akhir cerita, namun kita paham, semua percakapan serta perdebatan yang mereka lalui sepanjang malam itu telah berhasil membuka mata hati & pikiran mereka, seperti mata hati & pikiran kita yang juga ikut terbuka.


Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Kelam Mencerahkan
Designed by restuwashere

Back to top