Memiliki sahabat terbaik rasanya seperti…
Seperti seorang mantan pembunuh bayaran yg mendapat hidayah untuk belajar melakukan shalat.
Seperti warga negara kulit hitam yg bersorak ria saat Obama terpilih jadi president menggantikan Bush.
Seperti seorang tentara AS yang dipulangkan dari Iraq setelah 7 tahun, untuk bertemu anak istrinya.
Seperti Del Potro yg harus bertarung 5 set dengan Federer untuk memenangkan tropi USA Open.
Seperti seorang ibu yg mendengar ucapan pertama bayinya.
Seperti seorang pelajar psikologi yg dipercaya menangani klien seorang schizophrenia.
Rasanya seperti tanganmu digenggam, lalu telapaknya diisi dengan bintang yg hangat dari langit.
Kehilangan sahabat terbaik rasanya seperti…
Seperti tangisan warga AS saat gedung WTC dihancurkan oleh terorist.
Seperti bercinta dengan 10 wanita sekaligus namun tak mampu membuat mereka semua orgasme.
Seperti kau menginginkan ice cream sundae namun diberikan es kelapa muda.
Seperti seorang wanita yg dihadiahi sepatu Jimmy Choo namun tak pas di kakinya.
Seperti Bule yg sedang melakukan poop di toilet namun sadar tak ada tissue untuk digunakan.
Rasanya seperti apa yg telah kau pegang slama 10 tahun, dirampas begitu saja dari tanganmu.
Melupakan sahabat terbaik rasanya seperti…
Seperti seorang insomniac yg mendapat terapi, namun tetap tak bisa sembuh.
Seperti tertabrak bus 10 hari berturut-turut, tapi tetap ingin menyebrang.
Seperti dipaksa menyukai musik rock, padahal kau suka dang-dut.
Seperti anak kulit hitam yg dipaksa bersekolah di sekolah anak kulit putih.
Seperti menonton setiap hari di TV kerusuhan antara Palestine dengan Israel.
Rasanya seperti menghidupkan kembali dalam hati orang yang telah mati.
0 komentar